Optimis, Iktiar dan tawakkal
Optimis
Islam mengajarkan bersikap optimis kepada pemeluknya. Tujuannya agar manusia tidak putus asa atau patah arang untuk mencapai akhit hidup yang bahagia, yaitu surga.
Pribadi optimis tidak terbentuk dengan sendirinya. Sikap optimis terbentuk dengan sebab adanya keyakinan yang kuat didalam
hatinya, bahwa dirinya mampu melakukan.
Dalil tentang keharusan bersikap optimis salah satunya tedapat didalam QS. Az Zumar: 53
QS. Az-Zumar[39]:53
- Tidak berputus asa dari rahmat Allah dalam kondisi apapun.
- Selalu menggantungkan segala kebutuhan kita hanya kepada Allah.
- Allah akan mengampuni semua dosa-dosa manusia
Ikhtiar
(39) dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,(40) dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). (41) Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,(42) dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu),
Qs. An Najm: 39-42 ini mengajarkan kita agar tidak bermalas-malasan, karena setiap usaha pasti akan membuahkan pahala (balasan) yang setimpal, seperti yang Allah sampaikan dalam Qs. Al Zalzalah: 7-8 dan hendaknya kita selalu menyandarkan setiap usaha hanya kepada Allah dengan cara menyertakan doa didalam setiap usaha. Sehingga usaha yang dilakukan tanpa doa adalah lemah, pun demikian sebaliknya bila hanya berdoa saja tanpa berusaha pun salah.
Tawakkal
(159)Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Kandungan Ayat Qs. Ali Imran: 159
- Dalam berdakwah (mengajak manusia menjadi baik) harus dilakukan dengan lemah lembut. Kelembutan menjadi keharusan agar dakwah dapat diterima.
- Bila dakwah dilakukan dengan keras, tidak bijak maka dakwah yang dilakukan akan ditolak oleh masyarakat.
- Keharusan memberi maaf kepada orang yang bersalah.
- Bermusyawarah dalam memutuskan sesuatu
- Bertawakkal setelah melakukan usaha.
Komentar
Posting Komentar